Total Pageviews

Thursday, August 16, 2012

#3 Childhood

Saya terpekur menatap deretan foto-foto di rumah salah seorang teman, kejadiannya sudah sangat lama...saat saya masih belajar berhitung dan senang berlari-lari main lupus. Teman saya yang beruntung itu mempunyai ayah yang sering dikirim dinas ke luar negeri, hebatnya di umurnya yang masih ingusan, teman saya itu sudah menjelajahi begitu banyak negara, kebanyakan di Eropa. Ketika saya masih sangat jauh bermimpi tentang bagaimana penampakan dunia di luar sana, teman saya sudah berfoto di pertanian Belanda, dengan latar belakang kincir anginnya yang terkenal.

Waktu ulang tahun saya, sekitar 8 tahun, hadiah yang saya minta adalah globe. yang besar. biar saya bisa menyusuri letak negara-negara dunia. Tante saya yang terkenal galak tapi sebenarnya baik itu hanya membelikan saya globe dengan ukuran paling kecil, dan saya harus memicingkan mata untuk melihat nama-nama negara di permukaannya. Tapi waktu itu saya cukup senang, dan menghabiskan waktu setelah pulang sekolah di depan meja belajar saya, mengamati globe pemberian itu sambil makan camilan. Begitu setiap hari.

Ketika teman saya asik main karet dan boneka, saya minta dibelikan buku pintar. bukan edisi junior, saya malah minta tiga-tiganya. edisi senior, junior, dan edisi Indonesia. Saya suka IPS semasa SD, dan saya rasa kesukaan itu datang dari hati saya yang paling dalam. Apalagi kalau menyangkut sejarah, saya yang paling sering mengacung di kelas. Walaupun saat beranjak besar saya memutuskan untuk masuk IPA dan akhirnya kuliah di engineering, saya tetap tidak bisa melupaka kesukaan saya terhadap sejarah dan geografi.

Namun, baru tahun lalu keinginan saya terkabul untuk menjelajah negara selain negara saya.

Saya benar-benar merasa itu adalah jawaban Allah swt atas mimpi saya di masa kecil. Mimpi yang selalu jadi semangat ketika rutinitas di sekitar saya sudah kelewat monoton. Apalagi ketika menjelang kesibukan skripsi, saya sudah hampir lupa mengurus diri saya sendiri. Jurusan saya adalah jurusan yang sulit dan berat, banyak orang yang sudah membuktikannya. Dan ketika saya bisa lulus dari sana dengan predikat cumlaude, saya pikir itu adalah hadiah tertinggi yang bisa saya berikan untuk kedua orang tua saya, dan sekaranglah saatnya untuk memilih jalan hidup saya sendiri.

lanjut S2! di luar negeri! yang jauh!

Orang tua saya tidak langsung merestui, mengingat saya sudah merantau sejak SMA. Saya hanya bertemu orang tua saya kalau libur lebaran dan kenaikan kelas, dan itu sudah berlangsung selama 7 tahun. Mereka ingin saya langsung kerja tapi...hhhhh...kok sayanya yg ga bersemangat kalau nyangkut urusan ini. Bagi saya kerja itu = terikat = butuh komitmen yg kuat. Sedangkan saya, komitmen saya adalah nomaden alias mengembara (hahahaha).

Dan semua episode ttg impian masa kecil saya diputar ulang ketika saya menginjakkan kaki di Incheon International Airport, the best airport in the world in 2012 versi skytrack.

Klise ya. Saya sudah menyiapkan mimpi2 saya lagi untuk 10 20 tahun lagi!!

dan mari berdoa agar Allah swt dapat memeluk mimpi2 kita seperti Ia memeluk mimpi2 Andrea Hirata di Laskar Pelangi.


No comments:

Post a Comment